AKBEB
III NIFAS
PENYULUHAN KEPADA IBU MASA NIFAS
Dosen Pengampu : Heni Soetikno S.SiT
M.Kes
Disusun Oleh:
Kelas A
1. Titi Agustianti
2. Tri Susilawati
3. Yayuk Isrianah
2. Tri Susilawati
3. Yayuk Isrianah
PROGRAM
STUDI KEBIDANAN DIII
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2012
PENYULUHAN KEPADA IBU MASA NIFAS
A.
Nutrisi
Bila kebutuhan energi wanita usia reproduksi sebesar 2100 kcal/hari,
seorang ibu menyusui memerlukan asupan rata rata 2700 kcal dalam kesehariannya.
Tambahan sebesar 500-700 kcal tersebut tak lain diperlukan Untuk keperluan
biosintesis ASI. Ekstra energi tersebut pun tidak semuanya harus didapatkan
dari intake makanan yang dikonsumsi ibu sehari hari. Sejumlah 200 kcal ternyata
telah tersedia di tubuh ibu berupa cadangan deposit yang telah dibentuk sejak
dimulainya proses kehamilan. Sisa 300-500 kcal/hari lah yang baru diharapkan
diperoleh dari intake makanan keseharian sang ibu. Jadi tidak tepat bila
dikatakan seorang ibu harus makan dengan porsi “besar-besaran” agar tidak
kelaparan dan produksi ASI lancar.
Hubungan antara data antropometri ibu menyusui–misalnya Body Mass Index
(BMI)-dengan volume atau energi yang dihasilkan dari ASI juga tidak dapat
dibuktikan keterkaitannya hingga saat ini. Studi studi ilmiah bahkan
membuktikan bahwa dengan status gizi ibu yang marjinal, kuantitas ASI yang
dihasilkan dapat mencukupi kebutuhan sang bayi.
Data antropometri sendiri, misalnya BMI, biasanya akan berpengaruh terhadap
berat badan bayi yang akan dilahirkan, namun tak ada kaitannya dengan produksi
ASI. Karenanya ibu menyusui yang kurus, normal ataupun “overweight” sebenarnya
tidak perlu mengkhawatirkan volume produksi ASI yang dihasilkan. Dengan bekal
keyakinan produksi ASI akan mencukupi kebutuhan si kecil dan seringnya
intensitas si kecil menyusu pada ibu, maka akan dijamin produksi ASI akan
sesuai dengan kebutuhan sang buah hati.
1)
Mitos Pemberian ASI turunkan
BB
Pemberian ASI yang tepat akan mengakibatkan turunnya berat badan (BB) ibu
pada masa periode menyusui. Penurunan BB ini akan tetap terjadi walau tanpa
dilakukannya upaya diet yang “nota bene” terlarang pada masa laktasi. Seorang
ibu menyusui yang melakukan upaya pemberian ASI di enam bulan pertama kehidupan
si kecil umumnya akan mengalami penurunan BB sebesar 0,6-0,8 kg/bulan. Menyusui
eksklusif dengan manajemen laktasi yang tepat bahkan akan menyebabkan penurunan
BB yang optimal. Pemberian ASI setelah bayi berusia enam bulan juga akan
mengakibatkan turunnya BB sang ibu, walau dengan percepatan yang lebih rendah
dibandingkan enam bulan pertama menyusui.
Keberhasilan penurunan berat badan ini ternyata juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor terkait. Modus menyusui yang benar, pengaturan asupan kalori
perhari sesuai dengan anjuran bagi ibu, aktivitas tubuh yang memadai dan
penambahan BB saat hamil yang ideal (sesuai dengan BMI yang dimiliki) adalah
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap “sukses” turun BB selama masa
laktasi.
Sayangnya memang banyak wanita (khususnya di negara industri) tidak dapat
meraih berat sebelum hamil walaupun aktivitas pemberian ASI dilakukan. Hal
tersebut umumnya terjadi akibat terlalu besarnya asupan kalori harian saat masa
menyusui, ditambah dengan aktivitas tubuh yang rendah. Namun walaupun mereka
tidak dapat meraih berat badan sebelum hamil, bila dibandingkan dengan para ibu
yang tidak memberikan ASI (dengan kondisi asupan kalori tinggi, aktivitas tubuh
rendah), mereka tetap menunjukkan penurunan berat badan dibandingkan kelompok
kedua tersebut.
2)
Ibu Menyusui Yang Overweight
dan Obesitas
Ibu yang telah mengalami overweight ataupun obesitas sebelum masa kehamilan
diharapkan mengalami pertambahan berat badan yang tidak terlalu besar. Hal
tersebut penting dilakukan agar berat badan setelah melahirkan tidak meningkat
secara tajam.
Dari studi menyusui yang pernah ada, seorang ibu dengan masalah obesitas
cenderung pula memiliki masalah yang lebih banyak pada masa pemberian ASI. Hal
tersebut membuat rata rata periode menyusui pun semakin singkat. Untuk
mengatasi masalah tersebut, ibu dengan kondisi tersebut memerlukan konsultasi
pemberian ASI profesional agar sukses menyusui dapat dicapai.
Sayangnya, kebanyakan ibu dengan keluhan berat badan “berlebih” cenderung
lebih menyukai tindakan “diet” atau bahkan “stop ASI” agar kelebihan berat
badannya tidak semakin bertambah. Padahal tindakan diet yang dilakukan,
terutama pada masa pemberian ASI Eksklusif, akan memberikan efek negatif pada
produksi ASI.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Strode et al (1986), di kondisi
ekstrim asupan kalori yang kurang dari 1500-1700 kcal per hari dapat mengurangi
15% volume ASI yang diproduksi. Simpulan dari studi Mackey et al (1998) juga
merekomendasikan agar busui jangan sampai melakukan diet (apalagi yang
bertujuan untuk mereduksi BB) “tanpa” melalui konsultasi profesional dengan
ahlinya karena hal tersebut akan memperbesar bahaya terjadinya under supply
beberapa mikronutrisi yang ada di ASI. Karenanya jelas, tindakan diet (terlebih
diet radikal) adalah tindakan tabu yang dilakukan selama masa pemberian ASI.
Studi yang meneliti perubahan komposisi ASI pada busui yang overweight
sayangnya belum banyak dilakukan. Hanya terdapat sedikit informasi yang
menyatakan bahwa ASI dari busui yang kelebihan BB memiliki kadar lemak yang
tinggi (Prentice 1994).
3)
Produksi ASI Pada Ibu Malnutrisi
Satu kenyataan yang membahagiakan, wanita dengan masalah gizi ternyata
tetap mampu memproduksi ASI secara normal. Namun, kondisi malnutrisi yang
ekstrim dan berkepanjangan dapat mempengaruhi kandungan beberapa zat yang terdapat
dalam ASI.
Asupan energi busui yang kurang dari 1500 kcal per hari ternyata dapat
menurunkan produksi ASI sebesar 15%. Kandungan total lemak pun akan menurun
disertai dengan perubahan pola asam lemak yang ada. Komponen imun dalam ASI
(juga kolostrum) kuantitasnya akan rendah seiring dengan semakin buruknya
status nutrisi busui.
Tabu tabu makanan “strik” yang kadang dijumpai di masa menyusui ternyata
berpengaruh pada kondisi defisiensi vitamin-vitamin yang larut dalam air. Hal
yang sering kali ditemui adalah rendahnya konsentrasi vitamin C dalam ASI.
Berbeda dengan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak, komposisi vitamin
vitamin tersebut umumnya lebih bergantung pada status nutrisi ibu dibanding
asupan makanan sehari hari.
Adanya hubungan antara malnutrisi pada ibu menyusui dengan komposisi ASI
juga ditemukan pada konsentrasi mikronutrisi yodium dan selenium. Namun
keterkaitan tersebut tidak dijumpai pada besi, zinc. kalsium dan magnesium.
Artinya, di kondisi tersebut asupan harian ibu tidak banyak mempengaruhi
konsentrasi harian mineral mineral yang telah dikemukakan.
Seorang ibu menyusui dengan masalah gizi non kronis, yang kerap kali hamil
serta menyusukan anak anaknya beberapa tahun lamanya, ternyata tetap dapat
menghasilkan ASI dengan kualitas dan kuantitas yang mencukupi. Temuan studi itu
memang relatif ”menenangkan”.
Namun demikian, kondisi di atas bila dibiarkan berkepanjangan sedikit
banyak akan mempengaruhi keadaan gizi sang ibu sendiri. Karenanya pemberian
suplementasi amat diperlukan, khususnya demi kepentingan kesehatan dan status
gizi sang ibu di masa depan.
Di daerah yang termasuk endemik defisiensi Vitamin A, diharapkan para ibu
mengkonsumsi suplementasi vitamin A sebanyak 400.000 IU dalam 2 kali konsumsi.
Asupan tambahan vitamin tersebut hendaknya diberikan selama delapan minggu
pertama setelah persalinan. Pemberian selama masa kehamilan hendaknya dihindari
mengingat mungkin munculnya efek teratogenik pada janin. Suplementasi yodium
juga perlu dilakukan pada bumil dan busui di daerah yang tergolong mengalami
defisiensi yodium. Dengan pemberian supplementasi diharapkan konsentrasi
mikronutrisi tersebut dapat meningkat
dalam tubuh ibu.
Pemberian suplementasi makanan idealnya dimulai sebelum sang ibu menjalani
kehamilan. Upaya tersebut juga perlu diteruskan saat mengandung bahkan setelah
persalinan. Si kecil sendiri akan mendapatkan manfaat langsung dari pemberian
suplementasi pada bumil dan busui walau perbaikan status gizi sang ibu belum
memberikan hasil yang relevan.
B. Pemberian tablet Fe dan Vitamin A
Vitamin A pada Ibu Nifas
Manfaat Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas
:
·
Meningkatkan kandungan vitamin A dalam
ASI
·
Bayi lebih kebal dan jarang terserang
penyakit infeksi
·
Kesehatan ibu cepat pulih setelah
melahirkan
v Pemberian
1 kapsul vitamin A (200.000 SI) warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk
meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
v Pemberian
2 kapsul vitamin A (200.000) warna merah diharapkan dapat menambah kandungan
vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan. ASI eksklusif 6 bulan
Tabel
Rekomendasi IVACG (International Vitamin A Consultative Group)
tentang
suplementasi vitamin A Rekomendasi IVACG tentang
suplementasi vitamin A dosis tinggi untuk ibu nifas di daerah
yang memiliki masalah kekurangan
vitamin
A Populasi
|
Jumlah
kapsul vitamin A yang diberikan
|
Jadwal
pemberian
|
Ibu
nifas
|
400,000
IU sebagai dua dosis
200,000
SI, pemberian Sedikitnya dengan selang waktu satu hari
dan/atau
10,000 SI setiap hari
atau 25,000 IU setiap minggunya
|
Segera
setelah melahirkan dan tidak lebih dari enam minggu setelah melahirkan
Selama
enam bulan pertama setelah melahirkan
|
C. Istirahat
Cuti melahirkan adalah waktu bagi ibu untuk berhenti dalam jangka waktu
tertentu dari pekerjaan karena melahirkan. Umumnya perusahaan menetapkan waktu
selama tiga bulan untuk cuti melahirkan. Realisasinya pun beragam, ada pula
yang menetapkan peraturan cukup longgar, misalnya saja karyawati boleh
mengambil cuti sejak satu minggu sebelum melahirkan.
Hilangkan pikiran bahwa Anda dapat sekali-sekali
mengunjungi kantor Anda untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Sebab
setelah melahirkan, fisik Anda akan hesangat letih. Apalagi, dengan hadirnya si
bayi baru. Sehingga walaupun cuti dari pekerjaan, belum tentu Anda bisa cukup
istirahat. Emosi Anda pun akan sangat berbeda setelah si kecil lahir. Keinginan
Anda untuk sekali-sekali meninggalkan si kecil sirna, karena ia begitu
bergantung pada Anda. Pada saat Anda meninggalkan kantor, pastikan bahwa
pekerjaan yang Anda tangani selesai. Atau, kalau pekerjaan belum selesai,
pastikan bahwa pengganti Anda dapat melakukannya dengan lancer
D.
Pemberian
ASI
Untuk mendapatkan ASI yang banyak, sebaiknya ibu sudah mengkonsumsi sayuran
hijau, kacang–kacangan dan minum sedikitnya 8 gelas sehari, sejak si bayi masih
dalam kandungan. Karena ini merupakan awal yang baik untuk mendapatkan ASI yang
banyak, jangan lupa perawatan dengan menggunakan baby oil dan massage di
sekitar payudara selama hamil juga dapat membantu puting yang mendekat.
Selama bayi masih dalam kandungan dan setelah melahirkan, Ibu juga sangat
dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan makanan bergizi lainnya agar produksi
ASI semakin meningkat. Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk memperbanyak
ASI:
1)
Tentu saja makanan yang di konsumsi harus makanan yang
bergizi.
2)
Minum susu madu.
3)
Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari.
4)
Sayur Hijau dapat membantu menghasilkan ASI (misalnya;
sayur daun katuk dan bayam, sayur jantung pisang, atau sayur daun pepaya)
5)
Kacang-kacangan juga bagus untuk memproduksi ASI
(misalnya: kacang hijau atau kacang goreng/rebus bisa dijadikan camilan untuk
ibu menyusui).
6)
Banyak makan buah-buahan yang mengandung air.
7)
Jangan stress, sedih, marah atau perasaan-perasaan
negatif lainnya.
8)
Tambahkan vitamin bila diperlukan.
Ada sebagian Ibu menyusui yang takut untuk memompa ASInya, karena ASI akan
terbuang dan berkurang, padahal teori yang betul adalah, semakin sering ASI
dipompa akan semakin banyak ASI berproduksi. Untuk memompa ASI, sebaiknya
langsung memassage payudara dengan menggunakan tangan kita dari pada memompa
dengan menggunakan alat, karena dengan menggunakan tangan ASI akan semakin
terangsang untuk dapat berproduksi. Hasil yang di dapatkan pun akan lebih
banyak dengan menggunakan tangan dibandingkan dengan mengunakan alat pompa.
- Latihan / Senam Nifas
Umumnya, para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan. Sang ibu
biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak
yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi dini,
itu bisa memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke
bentuk semula).
Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah
persalinan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah
melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya, harus dilakukan secara
bertahap, sistematis, dan kontinyu.
Tujuan senam nifas ini di antaranya
memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan
melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot
abdomen/perut setelah hamil, memperbaiki regangan otot tungkai bawah, dan
meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul.
- Kontrasepsi KB
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma
yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Untuk ibu pada masa nifas,
kontrasepsi yang cocok antara lain:
1)
Metode Amenorhea Laktasi
(MAL)
MAL
adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI, MAL sebagai kontrasepsi
bila:
·
Menyusui secara penuh, tanpa susu formula dan makanan
pendamping.
·
Belum Haid, sejak masa nifas selesai.
·
Umur Bayi kurang dari 6 bulan.
Keuntungan
kontrasepsi ini adalah :
·
Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan
pasca persalinan)
·
Segera efektif
·
Tidak menganggu senggama
·
Tidak ada efeksamping secara sistematik
·
Tidak perlu pengawasan medis
·
Tidak perlu obat atau alat
·
Tanpa biaya
Keterbatasannya adalah :
·
Perlu
persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusun dalam 30 menit pasca
persalinan.
·
Mungkin
sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
·
Tidak
melindungi terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk virus hepatitis
B/HIV/AIDS.
Cara Pelaksanaannya :
·
Bayi
disusui secara on demand/menurut kebutuhan bayi.
·
Biarkan
bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya.
·
Susui
bayi anda juga pada malam hari karena menyusui waktu malam mempertahakan
kecukupan persediaan ASI.
·
Bayi
terus disusukan walau ibu/bayi sedang sakit.
·
Ketika
ibu mulai dapat haid lagi, pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera
mulai mengunakan metode KB lainnya.
2)
Pil Progestin ( Mini PIL )
·
Metode
ini cocok untuk Ibu menyusui yang ingin memakai PIL KB.
·
Sangat
Efektif pada masa Laktasi.
·
Dosis
Rendah.
·
Tidak
Menurunkan Produksi ASI.
·
Tidak
memberikan efek samping estrogen.
·
Efek
samping utama adalah gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan
tidak teratur).
·
Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
Keuntungan kontrasepsi ini
:
·
Sangat
efektif bila digunakan secara benar.
·
Tidak
mengganggu hubungan seksual.
·
Tidak
memperngaruhi produksi ASI.
·
Kesuburan cepat
kembali.
·
Nyaman dan
mudah digunakan.
·
Sedikit efek
samping.
·
Dapat
dihentikan setiap saat.
·
Tidak
mengandung estrogen.
Keterbatasan
·
Hampir
30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorrhea).
·
Peningkatan
atau penurunan berat badan.
·
Harus
digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
·
Bila lupa
satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
·
Payudara
menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis/jerawat.
·
Resiko
kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi resiko ini lebih rendah
jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan mini PIL.
·
Efektifitas
menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau obat
epilepsi.
Cara Penggunaan
·
Mulai hari
1-5 siklus haid.
·
Diminium
setiap hari pada saat yang sama.
·
Bila Anda
minum PILnya terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu diingat,
dan gunakan metode pelindung selama 48 jam.
·
Bila Anda
lupa 1-2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung
sampai akhir bulan.
·
Bila tidak haid
mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
3)
Suntikan Progestin
Sangat efektif dan aman, Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduksi kembalinya kesuburan lebih lambat (rata–rata 4 bulan), cocok untuk
masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
Keuntungan
·
Sangat
efektif.
·
Pencegahan
kehamilan jangka panjang.
·
Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri.
·
Tidak
mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit-penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah.
·
Tidak
berpengaruh terhadap produksi ASI.
·
Dapat
digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai premenopause.
·
Membantu
mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
·
Menurunkan
kejadian penyakit jinak payudara.
·
Mencegah
beberapa penyebab penyakit radang panggul.
·
Menurunkan
krisis anemia bulan sabit.
Keterbatasan
·
Sering
ditemukan gangguan haid seperti siklus haid yang memendek/memanjang, perdarahan
banyak/sedikit, perdarahan tidak teratur/spotting dan tidak haid sama sekali.
·
Sangat bergantung
pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali pada suntikan).
·
Tidak dapat
dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
·
Terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, hal ini disebabkan karena
belum habisnya pelepasan obat suntikan dari Deponya.
·
Pada
penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat
·
Note: selama
7 hari setelah suntikan pertama, tidak boleh melakukan hubungan seksual
4)
Kontrasepsi Implan
Efektif selama 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk jadena, Indoplant
dan Implanon. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan. Kesuburan segera kembali setelah
implant dicabut. Aman dipakai pada saat laktasi
Keuntungan
·
Daya guna
tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
·
Pengembalian
tingkat kesuburan cepat, setelah pencabutan
·
Tidak
memerlukan pemeriksaan dalam
·
Bebas dari
pengaruh estrogen
·
Tidak
menganggu kegiatan senggama
·
Tidak
menganggu produksi ASI
·
Dapat
dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Keterbatasan
·
Pada
kebanyakan pemakai, dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak/spotting, hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta
amenorca.
·
Timbul
keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual pening/pusing,
peningkatan/ penurunan berat badan
·
Membutuhkan
tindak pembedahan minor
5)
Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim
Sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih
lama dan lebih banyak. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan. Dapat
dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi. Tidak boleh dipakai oleh
perempuan yang terpapar infeksi menular Seksual. Ada beberapa jenis : CuT-380A,
Nova T, Lippes Lopps.
Keuntungan
·
Efektifitas
tinggi (0,6-0,8 kehamilah /100 dalam 1tahun pertama, 1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan
·
Metode
jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu diganti)
·
Tidak
mempengaruhi hubungan seksual, dan meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak
perlu takut hamil
·
Tidak
mempengaruhi produksi ASI
·
Dapat
dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
·
Dapat
digunakan sampai menopause ( 1tahun atau lebih setelah haid terakhir)
·
Tidak ada
interaksi dengan obat-obatan
Kerugian
·
Efek samping
yang umum terjadi, perubahan siklus haid (umunya pada 3bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan ), hais lebih lama dan banyak, perdarahan spotting
antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
·
Komplikasi
lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan, perforasi
dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan penyebab
anemia
·
Tidak
mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
·
Tidak baik
digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering gonta-ganti
pasangan
- Hubungan Seksual
·
Setelah persalinan, waktu serta perhatian ibu
banyak tersita untuk mengurus bayinya.
·
Bila
terdapat cedera perineum akibat persalinan, maka vagina dan perineum akan
mengalami ketegangan selama beberapa minggu.
·
Gairah
seksual seringkali mengalami penurunan.
·
Pada
beberapa ibu yang memberikan ASI dapat terjadi penurunan libido dan menderita
kekeringan pada vagina.
·
Hubungan
seksual bukan merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh kenikmatan seksual
dan wanita tersebut masih dapat menerima rangsangan seksual dalam bentuk
sentuhan atau rangsangan lain yang tak jarang berlanjut dengan hubungan seksual
intercourse dan dapat menyebabkan terjadinya orgasmus pada wanita.
·
Konsultasi
dan advis dari dokter kadang diperlukan bila terdapat penurunan gairah seksual
pasca persalinan yang terlalu berat.
Ibu jangan menyalahkan diri sendiri karena turunnya libido saat masa nifas.
Mengurus bayi saja sudah cukup stressful, jangan menambah beban
pikiran ibu dengan those sex things. Kehidupan sex yang sehat
memang penting dalam perkawinan. Tapi kehidupan perkawinan tidak melulu diisi
dengan sex.
Jika tubuh ibu tidak menginginkan sex, jangan dipaksa karena jika ibu
memaksakan diri bisa merugikan kehidupan sex nantinya. Bicarakan kondisi ini
dengan suami untuk mencari jalan keluar yang terbaik bagi keduanya. Dengan
komunikasi yang lancar, niscaya suami bisa mengerti.
Bisa dipahami jika ibu merasa kecewa dengan “kondisi” saat tersebut. Karena
ketika sedang hamil saja, ibu merasa kehidupan sexnya sangat baik. Tetapi
sekarang ini, tiba-tiba sex menjadi hal terakhir yang diinginkan. Pada umumnya,
perempuan hamil memang mengalami peningkatan libido. Mungkin inilah cara alam
“mengkompensasi” kehidupan sex.
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama hamil menyebabkan libido
anda meningkat. Setelah melahirkan, estrogen dan progesteron akan turun dengan
tiba-tiba. Pada saat yang bersamaan kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang
sangat berperan dalam pembentukan ASI, meningkat dengan pesat. Akibatnya,
libido ikut menurun. Turunnya libido ini ternyata juga menyebabkan kekeringan
vagina karena tubuh tidak bisa memproduksi pelumas alami (natural lubricant).
Namun, masalah vaginal dryness ini bisa mudah diatasi dengan
menggunakan pelumas buatan (lubricating gel) yang dapat dibeli di
apotek. Nikmatilah saat-saat mengurus si kecil. Anggap saja masa-masa tanpa sex
itu masa anda untuk me-recharge energi. Daripada memikirkan kapan
bisa having sex, lebih baik ciptakan romansa di hati anda dan suami
dulu.
H. Tanda Bahaya
Masa Nifas
Setelah persalinan terjadi beberapa
perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk
mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui
pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC
yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama.
Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh,
sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi
peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan
ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung
hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.
Gambaran klinis infeksi umum dapat
dalam bentuk :
1.
Infeksi
Lokal
1)
Pembengkakan
luka episiotomi.
2)
Terjadi
penanahan.
3)
Perubahan
warna lokal.
4)
Pengeluaran
lochia bercampur nanah.
5)
Mobilisasi
terbatas karena rasa nyeri.
6)
Temperatur
badan dapat meningkat.
2.
Infeksi
General
1)
Tampak
sakit dan lemah.
2)
Temperatur
meningkat diatas 39 oC.
3)
Tekanan
darah dapat menurun dan nadi meningkat.
4)
Pernapasan
dapat meningkat dan napas terasa sesak.
5)
Kesadaran
gelisah sampai menurun dan koma.
6)
Terjadi
gangguan involusi uterus.
7)
Lochia : berbau, bernanah serta kotor.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar