Minggu, 17 Maret 2013

PENYULUHAN KEPADA IBU MASA NIFAS

AKBEB III NIFAS
PENYULUHAN KEPADA IBU MASA NIFAS
Dosen Pengampu : Heni Soetikno S.SiT M.Kes












Disusun Oleh:

Kelas A





1. Titi Agustianti
2. Tri Susilawati
3. Yayuk Isrianah





PROGRAM STUDI  KEBIDANAN DIII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA 
PURWOKERTO
2012

PENYULUHAN KEPADA IBU MASA NIFAS


A.    Nutrisi
Bila kebutuhan energi wanita usia reproduksi sebesar 2100 kcal/hari, seorang ibu menyusui memerlukan asupan rata rata 2700 kcal dalam kesehariannya. Tambahan sebesar 500-700 kcal tersebut tak lain diperlukan Untuk keperluan biosintesis ASI. Ekstra energi tersebut pun tidak semuanya harus didapatkan dari intake makanan yang dikonsumsi ibu sehari hari. Sejumlah 200 kcal ternyata telah tersedia di tubuh ibu berupa cadangan deposit yang telah dibentuk sejak dimulainya proses kehamilan. Sisa 300-500 kcal/hari lah yang baru diharapkan diperoleh dari intake makanan keseharian sang ibu. Jadi tidak tepat bila dikatakan seorang ibu harus makan dengan porsi “besar-besaran” agar tidak kelaparan dan produksi ASI lancar.
Hubungan antara data antropometri ibu menyusui–misalnya Body Mass Index (BMI)-dengan volume atau energi yang dihasilkan dari ASI juga tidak dapat dibuktikan keterkaitannya hingga saat ini. Studi studi ilmiah bahkan membuktikan bahwa dengan status gizi ibu yang marjinal, kuantitas ASI yang dihasilkan dapat mencukupi kebutuhan sang bayi.
Data antropometri sendiri, misalnya BMI, biasanya akan berpengaruh terhadap berat badan bayi yang akan dilahirkan, namun tak ada kaitannya dengan produksi ASI. Karenanya ibu menyusui yang kurus, normal ataupun “overweight” sebenarnya tidak perlu mengkhawatirkan volume produksi ASI yang dihasilkan. Dengan bekal keyakinan produksi ASI akan mencukupi kebutuhan si kecil dan seringnya intensitas si kecil menyusu pada ibu, maka akan dijamin produksi ASI akan sesuai dengan kebutuhan sang buah hati.
1)      Mitos Pemberian ASI turunkan BB
Pemberian ASI yang tepat akan mengakibatkan turunnya berat badan (BB) ibu pada masa periode menyusui. Penurunan BB ini akan tetap terjadi walau tanpa dilakukannya upaya diet yang “nota bene” terlarang pada masa laktasi. Seorang ibu menyusui yang melakukan upaya pemberian ASI di enam bulan pertama kehidupan si kecil umumnya akan mengalami penurunan BB sebesar 0,6-0,8 kg/bulan. Menyusui eksklusif dengan manajemen laktasi yang tepat bahkan akan menyebabkan penurunan BB yang optimal. Pemberian ASI setelah bayi berusia enam bulan juga akan mengakibatkan turunnya BB sang ibu, walau dengan percepatan yang lebih rendah dibandingkan enam bulan pertama menyusui.
Keberhasilan penurunan berat badan ini ternyata juga dipengaruhi oleh beberapa faktor terkait. Modus menyusui yang benar, pengaturan asupan kalori perhari sesuai dengan anjuran bagi ibu, aktivitas tubuh yang memadai dan penambahan BB saat hamil yang ideal (sesuai dengan BMI yang dimiliki) adalah beberapa faktor yang berpengaruh terhadap “sukses” turun BB selama masa laktasi.
Sayangnya memang banyak wanita (khususnya di negara industri) tidak dapat meraih berat sebelum hamil walaupun aktivitas pemberian ASI dilakukan. Hal tersebut umumnya terjadi akibat terlalu besarnya asupan kalori harian saat masa menyusui, ditambah dengan aktivitas tubuh yang rendah. Namun walaupun mereka tidak dapat meraih berat badan sebelum hamil, bila dibandingkan dengan para ibu yang tidak memberikan ASI (dengan kondisi asupan kalori tinggi, aktivitas tubuh rendah), mereka tetap menunjukkan penurunan berat badan dibandingkan kelompok kedua tersebut.

2)      Ibu Menyusui Yang Overweight dan Obesitas
Ibu yang telah mengalami overweight ataupun obesitas sebelum masa kehamilan diharapkan mengalami pertambahan berat badan yang tidak terlalu besar. Hal tersebut penting dilakukan agar berat badan setelah melahirkan tidak meningkat secara tajam.
Dari studi menyusui yang pernah ada, seorang ibu dengan masalah obesitas cenderung pula memiliki masalah yang lebih banyak pada masa pemberian ASI. Hal tersebut membuat rata rata periode menyusui pun semakin singkat. Untuk mengatasi masalah tersebut, ibu dengan kondisi tersebut memerlukan konsultasi pemberian ASI profesional agar sukses menyusui dapat dicapai.
Sayangnya, kebanyakan ibu dengan keluhan berat badan “berlebih” cenderung lebih menyukai tindakan “diet” atau bahkan “stop ASI” agar kelebihan berat badannya tidak semakin bertambah. Padahal tindakan diet yang dilakukan, terutama pada masa pemberian ASI Eksklusif, akan memberikan efek negatif pada produksi ASI.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Strode et al (1986), di kondisi ekstrim asupan kalori yang kurang dari 1500-1700 kcal per hari dapat mengurangi 15% volume ASI yang diproduksi. Simpulan dari studi Mackey et al (1998) juga merekomendasikan agar busui jangan sampai melakukan diet (apalagi yang bertujuan untuk mereduksi BB) “tanpa” melalui konsultasi profesional dengan ahlinya karena hal tersebut akan memperbesar bahaya terjadinya under supply beberapa mikronutrisi yang ada di ASI. Karenanya jelas, tindakan diet (terlebih diet radikal) adalah tindakan tabu yang dilakukan selama masa pemberian ASI.
Studi yang meneliti perubahan komposisi ASI pada busui yang overweight sayangnya belum banyak dilakukan. Hanya terdapat sedikit informasi yang menyatakan bahwa ASI dari busui yang kelebihan BB memiliki kadar lemak yang tinggi (Prentice 1994).
3)      Produksi  ASI Pada Ibu Malnutrisi 
Satu kenyataan yang membahagiakan, wanita dengan masalah gizi ternyata tetap mampu memproduksi ASI secara normal. Namun, kondisi malnutrisi yang ekstrim dan berkepanjangan dapat mempengaruhi kandungan beberapa zat yang terdapat dalam ASI.
Asupan energi busui yang kurang dari 1500 kcal per hari ternyata dapat menurunkan produksi ASI sebesar 15%. Kandungan total lemak pun akan menurun disertai dengan perubahan pola asam lemak yang ada. Komponen imun dalam ASI (juga kolostrum) kuantitasnya akan rendah seiring dengan semakin buruknya status nutrisi busui.
Tabu tabu makanan “strik” yang kadang dijumpai di masa menyusui ternyata berpengaruh pada kondisi defisiensi vitamin-vitamin yang larut dalam air. Hal yang sering kali ditemui adalah rendahnya konsentrasi vitamin C dalam ASI. Berbeda dengan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak, komposisi vitamin vitamin tersebut umumnya lebih bergantung pada status nutrisi ibu dibanding asupan makanan sehari hari.
Adanya hubungan antara malnutrisi pada ibu menyusui dengan komposisi ASI juga ditemukan pada konsentrasi mikronutrisi yodium dan selenium. Namun keterkaitan tersebut tidak dijumpai pada besi, zinc. kalsium dan magnesium. Artinya, di kondisi tersebut asupan harian ibu tidak banyak mempengaruhi konsentrasi harian mineral mineral yang telah dikemukakan.
Seorang ibu menyusui dengan masalah gizi non kronis, yang kerap kali hamil serta menyusukan anak anaknya beberapa tahun lamanya, ternyata tetap dapat menghasilkan ASI dengan kualitas dan kuantitas yang mencukupi. Temuan studi itu memang relatif ”menenangkan”.
Namun demikian, kondisi di atas bila dibiarkan berkepanjangan sedikit banyak akan mempengaruhi keadaan gizi sang ibu sendiri. Karenanya pemberian suplementasi amat diperlukan, khususnya demi kepentingan kesehatan dan status gizi sang ibu di masa depan.
Di daerah yang termasuk endemik defisiensi Vitamin A, diharapkan para ibu mengkonsumsi suplementasi vitamin A sebanyak 400.000 IU dalam 2 kali konsumsi. Asupan tambahan vitamin tersebut hendaknya diberikan selama delapan minggu pertama setelah persalinan. Pemberian selama masa kehamilan hendaknya dihindari mengingat mungkin munculnya efek teratogenik pada janin. Suplementasi yodium juga perlu dilakukan pada bumil dan busui di daerah yang tergolong mengalami defisiensi yodium. Dengan pemberian supplementasi diharapkan konsentrasi mikronutrisi tersebut dapat meningkat  dalam tubuh ibu.
Pemberian suplementasi makanan idealnya dimulai sebelum sang ibu menjalani kehamilan. Upaya tersebut juga perlu diteruskan saat mengandung bahkan setelah persalinan. Si kecil sendiri akan mendapatkan manfaat langsung dari pemberian suplementasi pada bumil dan busui walau perbaikan status gizi sang ibu belum memberikan hasil yang relevan.
B.     Pemberian tablet Fe dan Vitamin A
Vitamin A pada Ibu Nifas
Manfaat Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas :
·           Meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI
·           Bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit infeksi
·           Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan
v  Pemberian 1 kapsul vitamin A (200.000 SI) warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
v  Pemberian 2 kapsul vitamin A (200.000) warna merah diharapkan dapat menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan. ASI eksklusif 6 bulan
Tabel Rekomendasi IVACG (International Vitamin A Consultative Group)
tentang suplementasi vitamin A Rekomendasi IVACG tentang suplementasi vitamin A dosis tinggi untuk ibu nifas di daerah yang memiliki masalah kekurangan

vitamin A Populasi


Jumlah kapsul vitamin A yang diberikan


Jadwal pemberian

Ibu
nifas

400,000 IU sebagai dua dosis
200,000 SI, pemberian Sedikitnya dengan selang waktu satu hari

dan/atau 10,000 SI setiap hari atau 25,000 IU setiap minggunya

Segera setelah melahirkan dan tidak lebih dari enam minggu setelah melahirkan


Selama enam bulan pertama setelah melahirkan


C.    Istirahat
Cuti melahirkan adalah waktu bagi ibu untuk berhenti dalam jangka waktu tertentu dari pekerjaan karena melahirkan. Umumnya perusahaan menetapkan waktu selama tiga bulan untuk cuti melahirkan. Realisasinya pun beragam, ada pula yang menetapkan peraturan cukup longgar, misalnya saja karyawati boleh mengambil cuti sejak satu minggu sebelum melahirkan.
Hilangkan pikiran bahwa Anda dapat sekali-sekali mengunjungi kantor Anda untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Sebab setelah melahirkan, fisik Anda akan hesangat letih. Apalagi, dengan hadirnya si bayi baru. Sehingga walaupun cuti dari pekerjaan, belum tentu Anda bisa cukup istirahat. Emosi Anda pun akan sangat berbeda setelah si kecil lahir. Keinginan Anda untuk sekali-sekali meninggalkan si kecil sirna, karena ia begitu bergantung pada Anda. Pada saat Anda meninggalkan kantor, pastikan bahwa pekerjaan yang Anda tangani selesai. Atau, kalau pekerjaan belum selesai, pastikan bahwa pengganti Anda dapat melakukannya dengan lancer
D.    Pemberian ASI
Untuk mendapatkan ASI yang banyak, sebaiknya ibu sudah mengkonsumsi sayuran hijau, kacang–kacangan dan minum sedikitnya 8 gelas sehari, sejak si bayi masih dalam kandungan. Karena ini merupakan awal yang baik untuk mendapatkan ASI yang banyak, jangan lupa perawatan dengan menggunakan baby oil dan massage di sekitar payudara selama hamil juga dapat membantu puting yang mendekat.
Selama bayi masih dalam kandungan dan setelah melahirkan, Ibu juga sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan makanan bergizi lainnya agar produksi ASI semakin meningkat. Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk memperbanyak ASI:
1)      Tentu saja makanan yang di konsumsi harus makanan yang bergizi.
2)      Minum susu madu.
3)      Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari.
4)      Sayur Hijau dapat membantu menghasilkan ASI (misalnya; sayur daun katuk dan bayam, sayur jantung pisang, atau sayur daun pepaya)
5)      Kacang-kacangan juga bagus untuk memproduksi ASI (misalnya: kacang hijau atau kacang goreng/rebus bisa dijadikan camilan untuk ibu menyusui).
6)      Banyak makan buah-buahan yang mengandung air.
7)      Jangan stress, sedih, marah atau perasaan-perasaan negatif lainnya.
8)      Tambahkan vitamin bila diperlukan.
Ada sebagian Ibu menyusui yang takut untuk memompa ASInya, karena ASI akan terbuang dan berkurang, padahal teori yang betul adalah, semakin sering ASI dipompa akan semakin banyak ASI berproduksi. Untuk memompa ASI, sebaiknya langsung memassage payudara dengan menggunakan tangan kita dari pada memompa dengan menggunakan alat, karena dengan menggunakan tangan ASI akan semakin terangsang untuk dapat berproduksi. Hasil yang di dapatkan pun akan lebih banyak dengan menggunakan tangan dibandingkan dengan mengunakan alat pompa.
  1. Latihan / Senam Nifas
Umumnya, para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan. Sang ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi dini, itu bisa memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula).
Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah persalinan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya, harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu.
 Tujuan senam nifas ini di antaranya memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot abdomen/perut setelah hamil, memperbaiki regangan otot tungkai bawah, dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul.
  1. Kontrasepsi KB
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Untuk ibu pada masa nifas, kontrasepsi yang cocok antara lain:
1)      Metode Amenorhea Laktasi (MAL)
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI, MAL sebagai kontrasepsi bila:
·         Menyusui secara penuh, tanpa susu formula dan makanan pendamping.
·         Belum Haid, sejak masa nifas selesai.
·         Umur Bayi kurang dari 6 bulan.
Keuntungan kontrasepsi ini adalah :
·         Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan)
·         Segera efektif
·         Tidak menganggu senggama
·         Tidak ada efeksamping secara sistematik
·         Tidak perlu pengawasan medis
·         Tidak perlu obat atau alat
·         Tanpa biaya
Keterbatasannya adalah :
·         Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusun dalam 30 menit pasca persalinan.
·         Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
·         Tidak melindungi terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk virus hepatitis B/HIV/AIDS.
Cara Pelaksanaannya :
·         Bayi disusui secara on demand/menurut kebutuhan bayi.
·         Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya.
·         Susui bayi anda juga pada malam hari karena menyusui waktu malam mempertahakan kecukupan persediaan ASI.
·         Bayi terus disusukan walau ibu/bayi sedang sakit.
·         Ketika ibu mulai dapat haid lagi, pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai mengunakan metode KB lainnya.
2)      Pil Progestin ( Mini PIL )
·         Metode ini cocok untuk Ibu menyusui yang ingin memakai PIL KB.
·         Sangat Efektif pada masa Laktasi.
·         Dosis Rendah.
·         Tidak Menurunkan Produksi ASI.
·         Tidak memberikan efek samping estrogen.
·         Efek samping utama adalah gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur).
·          Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
Keuntungan kontrasepsi ini :
·         Sangat efektif bila digunakan secara benar.
·         Tidak mengganggu hubungan seksual.
·         Tidak memperngaruhi produksi ASI.
·         Kesuburan cepat kembali.
·         Nyaman dan mudah digunakan.
·         Sedikit efek samping.
·         Dapat dihentikan setiap saat.
·         Tidak mengandung estrogen.
Keterbatasan
·         Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorrhea).
·         Peningkatan atau penurunan berat badan.
·         Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
·         Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
·         Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis/jerawat.
·         Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi resiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan mini PIL.
·         Efektifitas menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau obat epilepsi.
Cara Penggunaan
·         Mulai hari 1-5 siklus haid.
·         Diminium setiap hari pada saat yang sama.
·         Bila Anda minum PILnya terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu diingat, dan gunakan metode pelindung selama 48 jam.
·         Bila Anda lupa 1-2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.
·         Bila tidak haid mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
3)      Suntikan Progestin
Sangat efektif dan aman, Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi kembalinya kesuburan lebih lambat (rata–rata 4 bulan), cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
Keuntungan
·         Sangat efektif.
·         Pencegahan kehamilan jangka panjang.
·         Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
·         Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit-penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
·         Tidak berpengaruh terhadap produksi ASI.
·         Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai premenopause.
·         Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
·         Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
·         Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
·         Menurunkan krisis anemia bulan sabit.
Keterbatasan
·         Sering ditemukan gangguan haid seperti siklus haid yang memendek/memanjang, perdarahan banyak/sedikit, perdarahan tidak teratur/spotting dan tidak haid sama sekali.
·         Sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali pada suntikan).
·         Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
·         Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, hal ini disebabkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari Deponya.
·         Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat
·         Note: selama 7 hari setelah suntikan pertama, tidak boleh melakukan hubungan seksual
4)      Kontrasepsi Implan
Efektif selama 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk jadena, Indoplant dan Implanon. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut. Aman dipakai pada saat laktasi
Keuntungan
·         Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
·         Pengembalian tingkat kesuburan cepat, setelah pencabutan
·         Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
·         Bebas dari pengaruh estrogen
·         Tidak menganggu kegiatan senggama
·         Tidak menganggu produksi ASI
·         Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Keterbatasan
·         Pada kebanyakan pemakai, dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak/spotting, hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorca.
·         Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual pening/pusing, peningkatan/ penurunan berat badan
·         Membutuhkan tindak pembedahan minor
5)      Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular Seksual. Ada beberapa jenis : CuT-380A, Nova T, Lippes Lopps.
Keuntungan
·         Efektifitas tinggi (0,6-0,8 kehamilah /100 dalam 1tahun pertama, 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan
·         Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu diganti)
·         Tidak mempengaruhi hubungan seksual, dan meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
·         Tidak mempengaruhi produksi ASI
·         Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
·         Dapat digunakan sampai menopause ( 1tahun atau lebih setelah haid terakhir)
·         Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
Kerugian
·         Efek samping yang umum terjadi, perubahan siklus haid (umunya pada 3bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ), hais lebih lama dan banyak, perdarahan spotting antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
·         Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan, perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia
·         Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
·         Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering gonta-ganti pasangan
  1. Hubungan Seksual
·         Setelah persalinan, waktu serta perhatian ibu banyak tersita untuk mengurus bayinya.
·         Bila terdapat cedera perineum akibat persalinan, maka vagina dan perineum akan mengalami ketegangan selama beberapa minggu.
·         Gairah seksual seringkali mengalami penurunan.
·         Pada beberapa ibu yang memberikan ASI dapat terjadi penurunan libido dan menderita kekeringan pada vagina.
·         Hubungan seksual bukan merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh kenikmatan seksual dan wanita tersebut masih dapat menerima rangsangan seksual dalam bentuk sentuhan atau rangsangan lain yang tak jarang berlanjut dengan hubungan seksual intercourse dan dapat menyebabkan terjadinya orgasmus pada wanita.
·         Konsultasi dan advis dari dokter kadang diperlukan bila terdapat penurunan gairah seksual pasca persalinan yang terlalu berat.
Ibu jangan menyalahkan diri sendiri karena turunnya libido saat masa nifas. Mengurus bayi saja sudah cukup stressful, jangan menambah beban pikiran ibu dengan those sex things. Kehidupan sex yang sehat memang penting dalam perkawinan. Tapi kehidupan perkawinan tidak melulu diisi dengan sex.
Jika tubuh ibu tidak menginginkan sex, jangan dipaksa karena jika ibu memaksakan diri bisa merugikan kehidupan sex nantinya. Bicarakan kondisi ini dengan suami untuk mencari jalan keluar yang terbaik bagi keduanya. Dengan komunikasi yang lancar, niscaya suami bisa mengerti.
Bisa dipahami jika ibu merasa kecewa dengan “kondisi” saat tersebut. Karena ketika sedang hamil saja, ibu merasa kehidupan sexnya sangat baik. Tetapi sekarang ini, tiba-tiba sex menjadi hal terakhir yang diinginkan. Pada umumnya, perempuan hamil memang mengalami peningkatan libido. Mungkin inilah cara alam “mengkompensasi” kehidupan sex.
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama hamil menyebabkan libido anda meningkat. Setelah melahirkan, estrogen dan progesteron akan turun dengan tiba-tiba. Pada saat yang bersamaan kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang sangat berperan dalam pembentukan ASI, meningkat dengan pesat. Akibatnya, libido ikut menurun. Turunnya libido ini ternyata juga menyebabkan kekeringan vagina karena tubuh tidak bisa memproduksi pelumas alami (natural lubricant). Namun, masalah vaginal dryness ini bisa mudah diatasi dengan menggunakan pelumas buatan (lubricating gel) yang dapat dibeli di apotek. Nikmatilah saat-saat mengurus si kecil. Anggap saja masa-masa tanpa sex itu masa anda untuk me-recharge energi. Daripada memikirkan kapan bisa having sex, lebih baik ciptakan romansa di hati anda dan suami dulu.
H.    Tanda Bahaya Masa Nifas
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.
Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk :
1.    Infeksi Lokal
1)         Pembengkakan luka episiotomi.
2)         Terjadi penanahan.
3)         Perubahan warna lokal.
4)         Pengeluaran lochia bercampur nanah.
5)         Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
6)         Temperatur badan dapat meningkat.
2.      Infeksi General
1)             Tampak sakit dan lemah.
2)             Temperatur meningkat diatas 39 oC.
3)             Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
4)             Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
5)             Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
6)             Terjadi gangguan involusi uterus.
7)             Lochia : berbau, bernanah serta kotor.



Daftar Pustaka
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia




Tidak ada komentar:

Posting Komentar